HATI YANG TAK BERSALAH
Ketika kegelapan datang, suara mulai pudar dimuka
bumi ini, suasana mulai terasa dingin menusuk tulang sumsum yang suci. Alangkah
indahnya pemandangan dimalam hari dimana bulan dan bintang saling berkolaborasi
menerangi bumi dan aku duduk sendiri sambil menikmati indahnya malam tanpa ada
yang menemani.
Ketika
hari mulai pagi berangkatlah aku ke sekolah sambil menunggangi kuda besi yang
kumiliki. Sesampainya di sekolah bertemulah aku dengan kawan – kawan ku yaitu
Dio dan Hafi, seperti biasa kamipun suka bercanda ria bersama. Dan anehnya
selama sekolah kami selalu sekelas tak pernah terpisahkan. Mereka adalah
sahabatku, mereka sering mengejek ku, mereka sering bercanda dengan ku dan yang
paling penting mereka selalu ada ketika suka dan duka menghampiriku. Setelah
bel pulang sekolah kami pun pulang bersama tak lupa kami juga menyempatkan
untuk berjamaah terlebih dahulu. Setelah salat kami pun pulang bersama.
Sesampainya
di rumah aku mendapati pesan singkat BBM dari orang yang bisa membuatku
tersenyum ketika saling berbalas chat yaitu Puput. Dia adalah cewek manis yang
bisa membuatku tersenyum bangga ketika jalan bersamanya. Hari demi hari
percakapan antara aku dan dia lewat sosmed malah membuat hati ini menjadi –
jadi dan berbunga – bunga.
Puput
:Kik kamu mau nggak kita ketemuan ? aku udah
kenal kamu lama tapi belum pernah liat muka kamu yang asli, aku penasaran nih
sama kamu.
Kiko :Boleh, lagian aku juga penasaran sama kamu
wkwk :v
Puput :Serius Kik ?
Kiko :Iya :)
Puput
:Ya udah besok kita ketemuan ditaman ya Kik.
Kiko
:Oke :v
Haripun
beselang hingga waktunya ketemuan pun tiba. Ketika telah sampai di taman aku
pun mencari dia yang kebetulan aku terlambat beberapa menit, lalu ia mengisyaratkanku
untuk mencarinya di sekitar taman dekat air mancur berpakaian coklat susu yang
telah kami persetujui semalam. Aku pun mengucap salam lalu dia membalas salamku
dengan lembut.
Kiko :
Assalamualaikum
Puput :
Waalaikumsalam. Kamu Kiko ya ?
Kiko : Iya
kamu Puput kan, maaf aku terlambat tadi aku sibuk bantu orangtuaku dulu Put.
Puput : Ooo
iya engga papa ko Kik.
Kamipun
bicara panjang lebar dan sesekali aku selingi dengan candaanku yang mengejek
secara halus untuk mempernyaman suasana pembicaraan. Setelah agak lama kami
berbincang – bincang sebelum pulang aku menyempatkan diri untuk mengajak dia
makan lalu kuberi dia setangkai bunga yang sebelumnya aku menyempatkan diri
untuk beli di pasar bunga untuk dibawa pulang sebagai kado kenangan dari ku, ya
walaupun tidak seberapa kadonya yang penting ketulusanku untuk memberi lebih
besar dari nilai materi yang aku keluarkan kepada orang yang berhasil mencuri
hatiku lewat pandangan pertama.
Hari
cepat berlalu kisah kasih indah aku pikir akan dimulai. Hingga tiba saatnya dia
mengikuti suatu perkumpulan yang bisa dibilang inilah kisah awal sekaligus
akhir dari hati yang tak bersalah. Awalnya dari pesan singkat ku dan Puput, dia
bercerita jika dia disuruh menghadiri suatu perkumpulan yang ada di wilayahnya,
awalnya dia menolak dan tidak ingin mengikutinya, dan dia meminta saran
kepadaku. Aku pun menyarankan jika kamu tidak terbebani dan kamu ingin
mengikutinya silahkan, jika tidak dan merasa keberatan mending jangan. Entah
apa yang ada dipikirannya aku pun tak mengetahuinya sebab pesan BBM ku hanya
“D” saja sejak kemarin. Ketika sore hari dia membalas pesanku yang telah aku
tunggu hingga merasa cemas sekali “apa yang terjadi padamu Adinda” benakku
berkata. Dia bercerita kepadaku kalo dia merasa senang mengikuti suatu
perkumpulan di wilayahnya itu tanpa berfikir panjang aku pun juga merasa senang
setelah mengetahui Puput baik – baik saja.
Sejak
dia mengikuti perkumpulan itu aku dengannya menjadi jarang berkomunikasi. Aku
hanya berfikir mungkin Puput sedang sibuk hingga pesanku lama sekali
dibalasnya, aku mencoba untuk bersabar dan kembali mencoba untuk memahaminya.
Hari demi hari percakapanku dengannya pun tak ada irama yang menghiasi, semua
telah menjadi hambar dan disitulah aku mulai berfikir jika semua telah berbeda.
Hati ini was – was, hati ini terasa sepi kau telah menghilang tanpa arah seakan
dunia ini telah mulai pudar. Aku berusaha meyakinkan tapi tak ada titik terang
yang bisa aku rasakan, seakan mimpi itu terasa jauh, jauh dalam kata hati yang
telah diberi harapan.
Tepat
dihari dimana semua orang akan merasa bahagia, aku malah merasakan hal yang
sebaliknya, hatiku terkutuk akan arti cinta yang awalnya membuatku bahagia lalu
menderita. Kau telah berubah 180 derajat yang awalnya membuatku tersenyum lalu
kau tusuk aku dengan irama cintamu yang busuk, kau tinggalkan aku sebab telah
ada yang lain. Apakah kau sadar perjalanan cinta ini amatlah panjang dan
sekarang kau bantai begitu saja semua kenangan yang kita lalui hanya demi
lelaki baru, hanya demi lelaki yang kehidupannya lebih mewah dariku, “apakah
itu yang kamu cari sayang ?”, “apakah itu yang kamu minta sayang”, “apakah itu
yang namanya cinta ?”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar