Jumat, 10 Maret 2017

HATI YANG TAK BERSALAH

HATI YANG TAK BERSALAH


Ketika  kegelapan datang, suara mulai pudar dimuka bumi ini, suasana mulai terasa dingin menusuk tulang sumsum yang suci. Alangkah indahnya pemandangan dimalam hari dimana bulan dan bintang saling berkolaborasi menerangi bumi dan aku duduk sendiri sambil menikmati indahnya malam tanpa ada yang menemani.
Ketika hari mulai pagi berangkatlah aku ke sekolah sambil menunggangi kuda besi yang kumiliki. Sesampainya di sekolah bertemulah aku dengan kawan – kawan ku yaitu Dio dan Hafi, seperti biasa kamipun suka bercanda ria bersama. Dan anehnya selama sekolah kami selalu sekelas tak pernah terpisahkan. Mereka adalah sahabatku, mereka sering mengejek ku, mereka sering bercanda dengan ku dan yang paling penting mereka selalu ada ketika suka dan duka menghampiriku. Setelah bel pulang sekolah kami pun pulang bersama tak lupa kami juga menyempatkan untuk berjamaah terlebih dahulu. Setelah salat kami pun pulang bersama.
Sesampainya di rumah aku mendapati pesan singkat BBM dari orang yang bisa membuatku tersenyum ketika saling berbalas chat yaitu Puput. Dia adalah cewek manis yang bisa membuatku tersenyum bangga ketika jalan bersamanya. Hari demi hari percakapan antara aku dan dia lewat sosmed malah membuat hati ini menjadi – jadi dan berbunga – bunga.
Puput    :Kik kamu mau nggak kita ketemuan ? aku udah kenal kamu lama tapi belum pernah liat muka kamu yang asli, aku penasaran nih sama kamu.
Kiko    :Boleh, lagian aku juga penasaran sama kamu wkwk :v
Puput   :Serius Kik ?
Kiko    :Iya :)
Puput    :Ya udah besok kita ketemuan ditaman ya Kik.
Kiko     :Oke :v
Haripun beselang hingga waktunya ketemuan pun tiba. Ketika telah sampai di taman aku pun mencari dia yang kebetulan aku terlambat beberapa menit, lalu ia mengisyaratkanku untuk mencarinya di sekitar taman dekat air mancur berpakaian coklat susu yang telah kami persetujui semalam. Aku pun mengucap salam lalu dia membalas salamku dengan lembut.
Kiko     : Assalamualaikum
Puput    : Waalaikumsalam. Kamu Kiko ya ?
Kiko     : Iya kamu Puput kan, maaf aku terlambat tadi aku sibuk bantu orangtuaku dulu Put.
Puput    : Ooo iya engga papa ko Kik.

Kamipun bicara panjang lebar dan sesekali aku selingi dengan candaanku yang mengejek secara halus untuk mempernyaman suasana pembicaraan. Setelah agak lama kami berbincang – bincang sebelum pulang aku menyempatkan diri untuk mengajak dia makan lalu kuberi dia setangkai bunga yang sebelumnya aku menyempatkan diri untuk beli di pasar bunga untuk dibawa pulang sebagai kado kenangan dari ku, ya walaupun tidak seberapa kadonya yang penting ketulusanku untuk memberi lebih besar dari nilai materi yang aku keluarkan kepada orang yang berhasil mencuri hatiku lewat pandangan pertama.
Hari cepat berlalu kisah kasih indah aku pikir akan dimulai. Hingga tiba saatnya dia mengikuti suatu perkumpulan yang bisa dibilang inilah kisah awal sekaligus akhir dari hati yang tak bersalah. Awalnya dari pesan singkat ku dan Puput, dia bercerita jika dia disuruh menghadiri suatu perkumpulan yang ada di wilayahnya, awalnya dia menolak dan tidak ingin mengikutinya, dan dia meminta saran kepadaku. Aku pun menyarankan jika kamu tidak terbebani dan kamu ingin mengikutinya silahkan, jika tidak dan merasa keberatan mending jangan. Entah apa yang ada dipikirannya aku pun tak mengetahuinya sebab pesan BBM ku hanya “D” saja sejak kemarin. Ketika sore hari dia membalas pesanku yang telah aku tunggu hingga merasa cemas sekali “apa yang terjadi padamu Adinda” benakku berkata. Dia bercerita kepadaku kalo dia merasa senang mengikuti suatu perkumpulan di wilayahnya itu tanpa berfikir panjang aku pun juga merasa senang setelah mengetahui Puput baik – baik saja.
Sejak dia mengikuti perkumpulan itu aku dengannya menjadi jarang berkomunikasi. Aku hanya berfikir mungkin Puput sedang sibuk hingga pesanku lama sekali dibalasnya, aku mencoba untuk bersabar dan kembali mencoba untuk memahaminya. Hari demi hari percakapanku dengannya pun tak ada irama yang menghiasi, semua telah menjadi hambar dan disitulah aku mulai berfikir jika semua telah berbeda. Hati ini was – was, hati ini terasa sepi kau telah menghilang tanpa arah seakan dunia ini telah mulai pudar. Aku berusaha meyakinkan tapi tak ada titik terang yang bisa aku rasakan, seakan mimpi itu terasa jauh, jauh dalam kata hati yang telah diberi harapan.

Tepat dihari dimana semua orang akan merasa bahagia, aku malah merasakan hal yang sebaliknya, hatiku terkutuk akan arti cinta yang awalnya membuatku bahagia lalu menderita. Kau telah berubah 180 derajat yang awalnya membuatku tersenyum lalu kau tusuk aku dengan irama cintamu yang busuk, kau tinggalkan aku sebab telah ada yang lain. Apakah kau sadar perjalanan cinta ini amatlah panjang dan sekarang kau bantai begitu saja semua kenangan yang kita lalui hanya demi lelaki baru, hanya demi lelaki yang kehidupannya lebih mewah dariku, “apakah itu yang kamu cari sayang ?”, “apakah itu yang kamu minta sayang”, “apakah itu yang namanya cinta ?”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar